Senin, 27 April 2009

Ternyata Teori behaviorisme membuat pembelajaran menjadi menarik

Teori behaviorisme adalah teori yang menekankan pada prilaku individu. Inti teori ini adalah stimulus respon. Tokoh-tokoh dalam teori ini adalah Edward Lee Thorndike (1874-1949) dengan tiga hokum belajarnya yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh, Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936) dengan teori pengkondisian klasiknya, Skinner dengan operan condition dan lain-lain . Aplikasi teori behaviorisme dapat ditemukan dalam managemen kelas, penggunaan music, senam belajar, display dalam kelas dan teknik dalam pencatatan

Kata Kunci: Behaviorisme, Managemen Kelas, Senam Belajar, Penggunaan Musik , Display dalam kelas, Teknik pencatatan
1. Aplikasi dalam Pembelajaran
Ada banyak aplikasi teori behaviorisme yang masih dianggap relevean pada saat ini yaitu:
a. Alplikasi dalam Managemen Kelas
Dalam pembelajaran, management kelas merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan dalam pembelajaran. Kekacauan dalam managemen kelas, mengakibatkan tujuan pembelajaran yang ingin di capai tidak berhasil atau terhambat.
Ada beberapa fungsi dari managenen kelas yang jika dikaji lebih dalam, merupakan penerapan dan pengembangan dari teori Pengkondisian Behaviorisme.
Fungsi fungsi tersebut adalah:
• Menciptakan suasana positif
• Menentukan tujuan bersama
• Menentukan prinsip, prosedur, dan aturan bersama
• Meningkatkan minat dan keyakinan belajar
• Mengelola alat bantu
• Musik dan belajar
• Mengatur lingkungan (Enriched environment)
• Pengaturan bangku
Tentu saja fungsi ini berlaku untuk semua pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran matematika.
b. Aplikasinya dalam music
Dari banyaknya penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan tentang music, terutama music klasik, didapatkan beberapa temuan bahwa music klasik dalam memaksimalkan pembelajaran. Gallahue (Nurita Putransti:2009), mengatakan ”Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah”.
Penggunaan music yang tepat dalam pembelajaran, siswa akan dikondisikan dalam keadaan nyaman , bersemangat dan antusian dalam belajar. Semua ini tergantung pada kemampuan guru dalam memilih music yang tepat dalam pembelajaran.
Music juga dapat digunakan dalam tujuan tertentu misalnya dalam mengawali pelajaran, menanadai materi yang sangat penting, memberikan relaksasi, menjadi pembatas dalam pembelajaran, iringan dalam permainan dalam belajar, iringan untuk refleksi anak, dan tentu saja dapat digunakan dalam mengakhiri pembelajaran.
Walaupun demikian, hal yang perlu dicatat tentang penggunaan music dalam pembelajaran adalah tidak semua siswa mampu konsentrasi dalam pembelajaran jika menggunakan music. Jadi perlu diadakan survey terhadap peserta didik sebelum menggunakan music dalam pembelajaran.
c. Aplikasinya dalam senam belajar
Setiap siswa memiliki tiga modalitas belajar dalam dirinya. Namun ada modalitas yang menonjol dalam setiap individu, sehingga siswa akan mudah menerima pelajaran jika sesuai dengan modalitasnya.
Akan tetapi, tidak berarti bahwa jika materi diberikan dalam bentuk yang tidak sesuai dengan modalitasnya, tidak dapat dicerna sama sekali. Bahkah dengan pemberikan materi dengan menggabungkan ketiga modalitas tersebut, menjadikan siswa belajar dengan hasil yang lebih baik dibandingkan jika menggunakan satu modalitas saja.
Senam belajar merupakan salah satu cara untuk membuat siswa mengakitfkan ketiga modalitasnya tersbut. Senam belajar yang dimaksudkan adalah, senam yang disesuaikan dengan pelajaran, adala contoh dari guru, ada music pengirim, dan ada ucapan yang harus diucapakan oleh siswa.
Senam belajar juga membuat siswa rileks, senang, santai dan mudah mengingat informasi yang diberikan. Senam belajar juga sudah digunakan dalam berbagai pelatihan-pelatihan motivasi. Sebagai contoh senam belajar yang dilakukan dalam pelajaran matematika untuk mengingat rumus aturan cosines yang diadakan di kelas XII IPA SMA YPS Soroako ( Tidak dipublikasikan)
Hal yang perlu di catat dalam penggunaan senam belajar adalah, sebelum melakukan senam, siswa terlebih dahulu diberikan pemahaman tentang tujuan dari senam belajar ini sebagai wadah untuk mengingat informasi.
d. Aplikasinya dalam tampilan kelas
Display dikelas merupakan salah satu wadah untuk mengkondisikan siswa selalu ingat akan konsep yang telah diajarkan, memberikan motivasi, sebaga ajang unjuk kemampuan diri dengan menyelesaikan masalah pembelajaran yang diajukan dalam display dan sebagainya.
Menurut Ahmad fikri dalam situ sahabat guru.wordpress.com, tujuan dari display adalah
1. Sebagai tempat menempel berbagai jenis hasil pekerjaan atau karya siswa.
2. Sebagai bentuk penghargaan atas upaya yang telah dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan sebuah tugas atau pekerjaan.
3. Meningkatkan motivasi siswa, karena betapapun kualitas kerja yang dihasilkan akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk dapat dipajang.
4. Memberikan informasi, baik yang bersifat umum, seperti poster atau slogan, maupun yang terkait dengan pembelajaran, seperti bagan/chart/grafik, langkah kerja/rumus, dsb.
5. Sebagai hiasan yang dapat memperindah suasana kelas.
6. Sebagai bahan evaluasi bagi guru dan siswa serta orang tua melalui tampilan/pajangan yang tertera pada papan display. Misalnya bagi guru,, melalui pajangan siswa dapat secara langsung melihat kualitas kerja siswa dibandingkan dengan kompetensi yang harus diraihnya, sedangkan bagi siswa, ia dapat mengukur posisi hasil pekerjaannya dibanding dengan teman-teman lainnya. Sementara bagi orang tua, dapat secara langsung pula melihat kemajuan putra/i dalam meningkatkan kualitas kerja.
7. Karena seringkali papan display juga dianggap sebagai semi portofolio, maka display juga bertujuan menampilkan hasil kekayaan kelas ybs.
CARA MENDISPLAY
1. Semua hasil karya atau hasil belajar siswa yang berkatagori produk tanpa terkecuali harus mendapat kesempatan yang sama untuk didisplay.
2. Setiap hasil karya harus mendapat sentuhan akhir (finishing touch) dari guru terutama bagi siswa kelas 1 dan 2 hal ini dimaksudkan untuk membrikan contoh kepada siswa akan pentingnya sentuhan akhir dalamsebuah produk atau karya, sementara kelas 3 – 6 sudah harus dapat melakukan sentuhan akhir sendiri. Misalnya diberi hiasan tepi, diwarnai ataupun diberi montase/tempelan hiasan.
3. Hasil karya siswa disusun sedemikian rupa sehingga memiliki nilai artistik atau seni, minimal enak untuk dilihat.
4. Upayakan rentang waktu display tidak lebih dari 2 pekan (dapat pula sesuai kebutuhan) prinsipnya adalah hindari kebosanan yang diakibatkan oleh display kelas yang tak pernah diganti dalam jangka waktu yang lama
5. Bentuk hasil karya harus bervariasi
e. Aplikasinya dalam membuat catatan pembelajaran
Sejak dari dulu, pelajar dan guru mencatat matematika dengan monoton, tidak ada variasi sama sekali, menjelaskan konsep dan penyelesaian matematika dengan menggunakan media papan tulis dengan menggunakan pola tertentu yaitu dengan menguraikan dari atas ke bawah.
Begitu pula dengan pelajar, mereka mencatat hasil penjelasan dari gurunya dengan pola yang sama, mereka juga mencatat dari hasil penjelasan dari guru yang ada di papan tulis apa adanya, sehingga kadang ada hal-hal yang diungkapkan oleh guru, pelajar tidak menuliskan dalam catatan, sehingga jika pelajar membaca kembali catatannya, kadang mereka sendiri tidak mengerti apa yang mereka tuliskan.
Faktor lainnya adalah pengaruh otak kanan yang selalu berfikir tidak linear, pada saat pelajar mencatatan apa adanya di papan tulis , otak kanan dari pelajar tidak terlibat, sehingga catatan tersebut tidak berkesan, akibatnya kadang kala pelajar tidak tahu apa yang dia tulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar